Seri Perdana buku Dipterocapa yang Menandai Ikhtiar Besar


Peluncuran buku aerial Dipterocapa Indonesia untuk Dunia
Suasana Peluncuran buku aerial Dipterocapa Indonesia untuk Dunia.

Peluncuran buku aerial Dipterocapa Indonesia untuk Dunia berlangsung pada Senin pagi, pukul 09.00, 8 Desember 2025, di Aula APHI, Jakarta. 

Acara dibuka oleh penanggung jawab peluncuran, Petrus Gunarso, yang menyampaikan bahwa buku ini merupakan seri pertama dari lima buku yang tengah disiapkan sebagai dokumentasi komprehensif mengenai kekayaan Dipterocarpa Indonesia

Menurut Petrus, seri ini adalah langkah awal untuk menghadirkan pengetahuan yang lebih sistematis tentang kelompok pohon yang menjadi tulang punggung ekosistem hutan tropis Indonesia.

Petrus menegaskan bahwa Dipterocarpa tidak hanya penting dari sisi ekologi, tetapi juga memiliki hubungan dekat dengan kehidupan masyarakat. “Hutan kita sebenarnya akrab dengan rakyat. 

Selain fungsi ekologis, ada nilai ekonomi yang dapat dikelola secara bijaksana,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa publikasi semacam ini diharapkan mampu memperkuat kesadaran akan pentingnya pelestarian hutan sekaligus membuka ruang dialog mengenai pemanfaatan hutan yang bertanggung jawab.

Pesan Wamen: Pembangunan Harus Berpijak pada Hukum dan Lingkungan

Acara peluncuran turut dihadiri Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rohmat Marzuki, yang memberikan sambutan secara daring dari ruang kantornya. Meski disampaikan secara virtual, kehadirannya tidak mengurangi bobot dukungan pemerintah terhadap upaya memperkenalkan Dipterocarpa Indonesia ke panggung global.

Dalam pesannya, Wamen menegaskan bahwa arah pembangunan kehutanan nasional harus berpijak pada kepatuhan hukum, perlindungan lingkungan, serta pemanfaatan hasil hutan bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat. Ia menilai publikasi ilmiah dan dokumentasi visual seperti buku ini penting untuk memperkuat basis data dalam pengambilan keputusan, terutama terkait kebijakan kehutanan yang menyangkut konservasi, pemulihan lanskap, dan pembangunan sosial.

Rohmat Marzuki menambahkan bahwa riset yang kuat dan inovasi lapangan adalah prasyarat untuk memastikan tata kelola hutan berjalan secara berkelanjutan. Dengan demikian, kekayaan hayati Indonesia dapat terus terjaga sekaligus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat yang hidup di sekitar hutan.

Harapan untuk Penguatan Pengetahuan dan Kesadaran Publik

Peluncuran buku Dipterocapa Indonesia untuk Dunia dipandang sebagai momentum penting untuk memperkenalkan kekayaan dipterokarpa Indonesia kepada masyarakat luas; baik di tingkat nasional maupun internasional.

Dokumentasi aerial yang ditampilkan dalam buku ini menyuguhkan perspektif baru tentang kondisi hutan Indonesia, sekaligus membuka ruang kontemplasi tentang tanggung jawab kolektif dalam menjaga ekosistem yang rapuh tetapi sangat berharga ini.

Dengan terbitnya buku perdana ini, penyelenggara berharap tumbuhnya kesadaran publik mengenai pentingnya menjaga keberlanjutan hutan. Seri berikutnya diharapkan dapat memperkaya literatur kehutanan Indonesia, memperkuat basis ilmiah, dan memperluas pemahaman tentang peran penting Dipterocarpa bagi ekologi dan kehidupan manusia

Harapan Eko Hardiyanto: Kembangkan, jangan hanya wacana

Dalam sesi peluncuran buku tersebut, Dr. Antonius, sebagai penulis serial pertama, tampil memberikan presentasi selama sekitar sepuluh menit. Ia memaparkan gagasan inti, temuan penting, serta arah besar dari keseluruhan rangkaian lima buku yang sedang disiapkan. Penyampaiannya yang jernih dan argumentatif membuat para peserta antusias, dan di akhir presentasi, tepuk tangan meriah pun mengisi ruangan.

Usai pemaparan, sesi berlanjut pada bagian pembahasan buku. Eko Hardiyanto mendapat kesempatan pertama untuk menanggapi. Ia mengulas ketepatan metodologi, relevansi substansi, serta kontribusi buku ini bagi penguatan wawasan mengenai Dipterocarpa dan hubungan ekologisnya dengan masyarakat. Setelah Eko, para pakar lain secara bergiliran menyampaikan pandangan mereka; mulai dari aspek kehutanan, konservasi, hingga ekonomi hijau—yang semakin memperkaya diskusi.

Sesi tersebut tidak hanya menunjukkan apresiasi terhadap karya ilmiah ini, tetapi juga membuka ruang dialog lintas disiplin yang konstruktif dan bernas. Buku ini, beserta empat seri selanjutnya, jelas diharapkan menjadi rujukan penting dalam upaya pelestarian hutan Indonesia dan masa depannya.

Buku ini diterbitkan oleh Lembaga Literasi Dayak (LLD), mitra Percetakan PT Gramedia. 

Pewarta: Rangkaya Bada

Previous Post