The History of Dayak sebagai Deklarasi Identitas Dayak
Buku babon yang mengoreksi dan menyempurnakan Historiografi Dayak sebagai Deklarasi Identitas Dayak. Ist.
Judul buku: The History of Dayak: Penghuni Asli Varuna-dvipa (Borneo) – Dari Gua Niah hingga Nusantara
Karya: Prof. Tiwi Etika, Ph.D. & R. Masri Sareb Putra, M.A.
Cetakan I, Oktober 2025 | xxxiii + 544 halaman | Penerbit Lembaga Literasi Dayak
Historiografi Dayak yang Dipulihkan dan Disempurnakan
Buku The History of Dayak menandai tonggak baru dalam penulisan sejarah Dayak, karena untuk pertama kalinya upaya historiografis dilakukan secara besar-besaran, sistematis, dan interdisipliner oleh dua penulis yang memahami Dayak dari perspektif akademik maupun pengalaman lapangan.
Dengan tebal 544 halaman dan enam bagian besar, buku ini tidak hanya menyusun sejarah, tetapi melakukan rekonstruksi konseptual tentang siapa Dayak, dari mana mereka berasal, bagaimana mereka bertahan, dan bagaimana mereka membangun masa depan.
Struktur buku yang terdiri dari enam bagian dan 29 bab menunjukkan rentang kajian yang luas. Bagian I menelusuri prasejarah Borneo, dimulai dari jejak purba Gua Niah, migrasi manusia awal, hingga pembentukan identitas Indigenous People Borneo. Bagian II memusatkan perhatian pada periode ketika sejarah mulai ditulis, mencakup pembacaan ulang terhadap Prasasti Yupa, asal-usul istilah “Dayak,” dan keberagaman penggolongan etnis.
Bagian III dan IV memperlihatkan kedalaman analisis bahwa sejarah bukan hanya rentetan kejadian, tetapi juga proses pembelajaran, labeling, kolonialisme, dan dinamika politik. Sementara Bagian V dan VI menyajikan gambaran Dayak modern: dari perjuangan menghapus kemiskinan struktural melalui Credit Union hingga gagasan besar “Kedaulatan Dayak” dalam lanskap geopolitik masa kini.
Dengan memasukkan Tonggak Penting Sejarah Dayak, Prolog, Pengantar, Prakata, serta Epilog, buku ini memegang struktur ilmiah yang lengkap; mulai dari kerangka akademis hingga refleksi kontemporer yang membuatnya bukan hanya sejarah tetapi manifesto budaya, jati diri, dan kebangkitan kolektif Dayak.
Sorotan Isi Berdasarkan Enam Bagian: Dari Gua Niah hingga Politik Identitas Modern
Bagian isi buku ini memiliki kedalaman analisis yang memperlihatkan kesungguhan kedua penulis dalam menelusuri akar sejarah panjang Dayak.
1. Bagian I: Prasejarah dan Identitas Awal Dayak
Bagian ini mengantarkan pembaca pada pemahaman tentang Borneo sebagai salah satu pusat awal peradaban manusia. Bab 1–4 memaparkan:
-
Temuan arkeologis di Gua Niah yang menandai keberadaan manusia berusia ±40.000 tahun.
-
Argumen bahwa Dayak merupakan kesinambungan penduduk asli Borneo.
-
Pemaknaan tentang Varuna-dvipa, nama kuno Borneo dalam teks India.
-
Hubungan Borneo dengan kolonialisme Hindu-India, migrasi, dan jejaring maritim kuno.
Bagian ini sangat kuat dalam memulihkan status Dayak sebagai penduduk asal (autochthonous people), bukan pendatang, suatu klaim sejarah yang sering diabaikan dalam literatur Nusantara.
2. Bagian II: Ketika Sejarah Mulai Ditulis
Bagian ini mengalihkan fokus ke fase sejarah tertulis:
-
Prasasti Yupa—salah satu bukti paling awal peradaban di Kalimantan.
-
Perdebatan mengenai siapa yang disebut Dayak.
-
Berbagai versi penggolongan etnis Dayak.
-
Kesepakatan penulisan istilah “Dayak” sebagai identitas kolektif.
Analisis terhadap Prasasti Yupa merupakan kontribusi penting karena menghubungkan Dayak dengan sejarah politik awal Kutai, membantah asumsi bahwa Dayak tidak terkait dengan peradaban awal kerajaan-kerajaan Nusantara.
3. Bagian III dan IV: Pembelajaran Sejarah dan Kolonialisme
Di sini, buku mulai menunjukkan kekuatan naratifnya:
-
Cara sejarah mengajarkan Dayak untuk mandiri.
-
Ketiadaan perhatian terhadap wilayah lain di Borneo dalam historiografi nasional.
-
Asal-usul labeling negatif terhadap Dayak.
-
Simbolisme burung enggang dan buaya.
-
Migrasi Iban dan Lundayeh sebagai bukti dinamika internal Dayak.
-
Penjelasan bahwa Dayak dijajah relatif lebih singkat dibanding wilayah Nusantara lain.
-
Perbedaan dijajah Hindia Belanda dan Inggris.
-
Kemunculan Partai Persatuan Daya dan akar kebangkitan politik Dayak.
Bagian-bagian ini menyoroti bahwa Dayak bukan komunitas statis, tetapi aktif membangun strategi bertahan dari kolonialisme, kapitalisme ekstraktif, dan tekanan struktural.
4. Bagian V dan VI: Kemandirian Ekonomi dan Jalan Kedaulatan
Pada dua bagian terakhir ini, penulis menampilkan gagasan besar:
-
Transformasi identitas dari label negatif menuju kebanggaan.
-
Tradisi tulis-menulis, seni, dan literasi sebagai pilar kebudayaan.
-
Dari “Indonesia Menggugat” ke “Dayak Menggugat”—pergeseran kesadaran politik.
-
Peran Credit Union sebagai alat memutus kemiskinan struktural.
-
Tujuh Megatrends Dayak dalam konteks kedaulatan.
-
Tujuh karakter Dayak yang tidak dapat dibatasi oleh peta.
-
Seruan agar Dayak menulis sejarahnya sendiri.
Bagian ini merupakan substansi paling modern dalam buku, mengaitkan sejarah panjang dengan masa depan Dayak dalam politik identitas, ekonomi, ekologi, dan kultur.
Melalui seluruh bagian di atas, buku ini menyajikan sebuah “big picture” yang jarang dicapai karya lain: sejarah Dayak sebagai perjalanan panjang survival, agency, dan kebangkitan.
Kekuatan dan Kontribusi Buku
Buku ini memiliki setidaknya lima kekuatan fundamental:
1. Skala dan Kedalaman Penelusuran
Jarang ada karya sejarah Dayak yang mencakup:
-
Prasejarah,
-
Teks kuno India,
-
Prasasti Hindu awal,
-
Etnografi,
-
Politik kolonial,
-
Gerakan modern (Credit Union, partai),
-
Identitas kontemporer,
-
Megatrends masa depan.
Keluasan ini menjadikan buku sebagai one-stop reference bagi sejarah Dayak.
2. Pendekatan Ilmiah yang Interdisipliner
Penulis memadukan:
-
Arkeologi (Gua Niah),
-
Paleografi (Prasasti Yupa),
Interdisipliner semacam ini sangat jarang ditemukan dalam literatur Dayak.
3. Penguatan Identitas Dayak
Dengan menunjukkan kontinuitas dari masa purba hingga modern, buku ini berperan bukan hanya sebagai historiografi, tetapi pemulihan martabat peradaban Dayak.
Argumen bahwa Dayak adalah penghuni asli Varuna-dvipa memberi kekuatan epistemik dalam isu:
-
dan politik representasi.
4. Penempatan Dayak dalam Arus Sejarah Besar Nusantara
Selama ini, buku-buku sejarah Indonesia jarang menjadikan Borneo sebagai pusat narasi. Kerap subyektif Jawa-sentris atau Sumatra-sentris.
Buku ini menawarkan koreksi besar dengan menempatkan:
-
Kutai,
-
Gua Niah,
sebagai bagian tak terpisahkan dari sejarah Nusantara.
5. Relevansi untuk Advokasi Kontemporer
Bagian Megatrends Dayak dan kredit union menjadikan buku ini bukan hanya sejarah, tetapi dokumen kebijakan sosial masa depan. Ia memperlihatkan bahwa Dayak:
-
memiliki fondasi nilai (jujur, belarasa),
-
kemampuan organisasi modern (CU),
-
potensi kedaulatan berbasis sumber daya alam.
Kontribusi sosial-budaya seperti ini membuat buku memiliki daya guna tak hanya akademik, tetapi praktis dan politis.
Catatan Kritis dan Ruang Pengembangan: Menyempurnakan Historiografi Dayak
Sebagai karya besar, tentu ada ruang perluasan:
1. Bukti Arkeologis Gua Niah
Beberapa klaim mengenai kesinambungan DNA atau hubungan langsung nenek moyang Dayak dengan sisa-sisa manusia purba masih membutuhkan riset genetika populasi yang lebih mendalam.
2. Perluasan Kajian Linguistik
Bahasan linguistik sudah ada, tetapi dapat lebih rinci, terutama hubungan bahasa-bahasa Dayak dengan proto-Austronesia.
3. Perspektif Perbandingan Antarwilayah
Dayak Sabah–Sarawak–Brunei dapat memperoleh porsi lebih besar untuk menguatkan deskripsi Dayak sebagai komunitas transnasional.
4. Dokumentasi Visual
Menghadirkan peta migrasi, ilustrasi rumah panjang, atau foto artefak akan sangat memperkaya edisi mendatang.
5. Elaborasi Megatrends
Bagian Megatrends Dayak sangat kuat, namun dapat dikembangkan menjadi kajian tersendiri mengenai:
-
geopolitik,
Deklarasi Identitas Dayak
Buku The History of Dayak adalah karya monumental yang layak menjadi referensi utama bagi siapapun yang ingin memahami siapa Dayak, dari prasejarah hingga masa kini. Struktur enam bagian, mulai dari Gua Niah hingga Megatrends Dayak, menggambarkan perjalanan panjang sebuah bangsa besar yang tidak pernah menyerah pada sejarah, tetapi menulis sejarahnya sendiri.
Buku ini tidak hanya merangkai data; ia membangkitkan kesadaran kolektif dan menjadi fondasi kebudayaan bagi masa depan Dayak.
Sebagai karya intelektual, politik, dan kultural, buku ini menjadi pencapaian penting literasi Dayak dan kontribusi besar bagi historiografi Nusantara.
Penulis, peneliti, kalangan akademik, dan siapa pun Anda yang meminati etnologi dan antropologi; wajib membaca dan memiliki buku ini.
Kontak pemesanan: Anyarmart 0812 8774 3789
Peresensi: Agustinus Hertanto